Scaffolding - Alat Untuk Mempermudah Pekerjaan Begesting (Harga Sewa Scaffolding)

Harga Sewa Scaffolding

Tahap pengecoran lantai dalam proyek rumah memerlukan bahan penunjang yang tidak sedikit. Material yang digunakan untuk menahan beban pada saat pengecoran lantai biasanya kayu, dolken dan bambu. Jarak yang dipakai antar bambu 40 x 40 cm persegi. Sehingga diperlukan batang bambu atau dolken yang banyak.

Saat ini alternatif untuk menyiasati sebagai bahan pengganti material alami tersebut dapat menggunakan scaffolding dengan cara sewa. Terbuat dari bahan besi dengan sistem portable sehingga scaffolding memudahkan dan dapat dipakai berulang-ulang. Dibandingkan dengan penggunaan material alam tersebut yang setelah habis pelaksanaan proyek bisa saja jadi percuma dan sampah.

Baca juga : Mengetahui Fungsi Kerja Tower Crane

Untuk proyek rumah anda bisa mencoba untuk menggunakan alat ini. Keuntungan menggunakan scaffolding ini antara lain rangka yang lebih kuat karena terbuat dari bahan besi, pemasangan lebih cepat dan ramah lingkungan (tidak menyisakan sampah), keadaan proyek yang lebih rapi dan bersih.

Apabila anda ingin menggunakan scaffolding cukup mendatangi tempat yang menyewakan alat ini. Tunjukkan gambar luasan lantai yang ingin dicor, maka pihak penyewa akan menghitung kebutuhan scaffolding yang diperlukan. Cara sewa scaffolding ini minimal 1 bulan. Biasanya juga disyaratkan ada uang jaminan dalam sewa scaffolding ini. Ditambah ongkos kirim kurang lebih Rp. 100.000,- tiap sekali jalan.

Perhitungan Penggunaan Scaffolding

Unit scaffolding terdiri dari beberapa bagian. Ada main frame, cross brace, ladder frame, u-head, joint pin, base plate. Untuk penyangga saat pengecoran lantai cukup menggunakan unit ini. Karena masih banyak jenis alat ini yang bisa digunakan untuk membantu pekerjaan begesting. Anda tinggal berkonsultasi dengan penyedia jasa sewa.
Contoh kasus, misalnya kita akan cor lantai dengan ukuran 3 x 4 m dengan tinggi ruangan 3 m. Maka scaffolding yang dbutuhkan untuk menyangga adalah 4 set main frame (sudah termasuk cross brace dan joint point), jumlah ladder 8 pcs, dan 8 cross brace, banyaknya u-head yang diperlukan 16 pcs, base plate sejumlah 16 pcs dan sejumlah single support pipe.

Tiap set scaffolding dihargai mulai Rp. 35.000,-. Satu set terdiri dari 2 main frame, 2 cross brace dan 4 joint pin. Untuk sewa per item harga yang ditawarkan mulai sebagai berikut :

  1. Main frame uk. 1,93 atau 1,70 m Rp. 8.500,-
  2. Cross brace uk. 2,20 atau 1,93 m Rp. 6.000,-
  3. Joint pin Rp. 1.500,-
  4. Ladder frame uk. 0,5 atau 0,9 m Rp. 7.000,-
  5. Horizontal frame uk. 1,05 m Rp. 9.000,-
  6. Clamp Rp. 4.000,-
  7. Jack base Rp. 5.000,-
  8. U-head Rp. 5.000,-
  9. Roda Rp. 100.000,-
  10. Tangga/Stair Rp. 80.000,-
  11. Cat walk Rp. 29.000,-
  12. Steel pipe (2m,3m,4m,6m) Rp.20.000,- sampai dengan Rp. 35.000,-
  13. Pipe support Rp. 35.000,-
Jika proyek anda dekat tempat penyewaan scaffolding ada baiknya anda mencoba menggunakan alat ini untuk membantu mempermudah pekerjaan begesting proyek anda.

Lanjutkan Membaca

Memilih Struktur Bangunan dan Pondasi yang Tepat Guna

 Struktur Pondasi yang Tepat Guna

Perkembangan pembentukan struktur dapat diamati sebagai struktural desain. Ruang memiliki tiga dimensi yang terwujud di bidang arsitektur dalam dua manifestai, yaitu massa dan isi. Ruang kemudian juga terwujud sebagai ruang di antara dua massa, yaitu spasi (space).

Konsep Perencanaan Ruang Terhadap Strukturnya

Berdasarkan hubungan antara bagian bangunan yang menerima beban (pondasi, kolom, dinding, pelat lantai atau atap sebagi struktur gedung) dan bagian bangunan yang tidak menerima beban (dinding tirai, dinding pemisah, pintu dan jendela sebagai pembagi ruang) maka dapat ditentukan struktur gedung sebagai berikut :
  1. Struktur bangunan masif. Konsep ruang tertutup dimana semua dinding menerima beban.
  2. Struktur pelat dinding sejajar. Konsep ruang dengan beberapa pelat dinding yang sejajar atau berpusat yang menerima beban
  3. Struktur bangunan rangka. Konsep ruang terbuka dimana hanya kolom dalamaturan tertentu (grid) menerima beban)
Ketiga konsep di atas kemudian dikembangkan sebagai dasar dari perencanaan sebuah bangunan. Berdasarkan struktur bangunan ini dapat diciptakan ruang seperti misalnya :
  1. Struktur bangunan masif. Dinding yang menerima beban dan sekaligus membentuk tiga ruang. Lubang dalam dinding atau celah diantara dinding masing-masing membentuk pintu dan jendela.
  2. Struktur bangunan rangka dengan tiang yang berdiri berbentuk kisi-kisi. Pembentukan ruang hanya terjadi oleh bagian bangunan kelengkapan. Ukuran ruang masing-masing sangat bebas.
  3. Struktur bangunan pelat dinding sejajar dalam arah membujur. Dinding yang menerima beban membentuk tiga ruang. Bagian bangunan kelengkapan dibutuhkan untuk memberi batasan ruang di depan dan di belakang.
  4. Struktur bangunan pelat dinding sejajar dalam arah memanjang. Dinding yang menerima beban membentuk dua ruang yang ukurannya berbeda. Bagian bangunan kelengkapan dibutuhkan untuk memberi batasan ruang ke samping dan kanan.

Kaitan Pemilihan Pondasi yang Tepat dengan Struktur Bangunan

Hubungan antara tanah dan bangunan (gedung/rumah) ditentukan oleh cara penyaluran beban gedung ke tanah dan sebagai pertemuan bangunan dengan topografi tanah.

Menurut cara penggunaan, topografi dan sebagainya, timbul keadaan yang berbeda apabila dilihat dari segi struktur maupun pembentukan rumah.

Dari berbagai struktur bangunan yang telah dibahas di atas (struktur masif, pelat dinding sejajar, rangka) bagaimana menentukan jenis pondasi yang dapat digunakan untuk menopang masing-masing struktur yang digunakan?

Jika dibayangkan sebuah bangunan dapat diangkat secara keseluruhan, lepas dari tanah, terwujud jejaknya. Pondasi bangunan merupakan sepatu bangunan yang menciptakan jejak.

Dengan demikian pondasi merupakan alat penyambung antara bangunan dan tanah yang dibuat dari bahan yang mampu menghubungkan kedua unsur tersebut.

Dapat disimpulkan sebagai berikut, berdasarkan sistem struktur bangunan yang dipilih, kemudian dapat ditentukan sistem pondasi dan konstruksi bangunan yang cocok dengan bahan bangunan terbaik yang akan menjamin kualitas bangunan.

Lanjutkan Membaca

Memilih Struktur dak lantai 2 | lantai panel atau lantai beton konvensional?

Memilih Struktur dak lantai 2 - lantai panel atau lantai beton konvensional

Menjawab pertanyaan dari rekan tentang rencana renovasi rumahnya menjadi dua lantai dengan menggunakan sistem tidak biasa yakni menggunakan dak lantai panel.

Sebelum membahas metode dan macam dak lantai panel, banyak cara yang digunakan untuk merenovasi bangunan menjadi 2 lantai dengan tetap mempertahankan bangunan yang ada.

Perencanaan yang matang dan perhitungan biaya diawal merupakan hal yang wajib jika proyek ingin sukses berjalan lancar dan selesai dengan baik.

Pemilihan struktur yang digunakan menentukan waktu dan biaya yang akan dicapai.

Memilih Struktur dak lantai 2

Anda dapat memilih struktur beton konvensional apabila menginginkan biaya lebih ekonomis, jika tempat kerja yang luas dan akses penempatan material yang mudah. Tetapi jika menginginkan penyelesaian proyek yang singkat, relatif bersih, dan anda tidak mempermasalahkan dengan biaya lebih tinggi, maka anda dapat menggunakan struktur baja.


Seperti yang telah diketahui, struktur dak lantai menggunakan beton dilakukan cor bersamaan dengan balok. Jadi beton lantai menjadi satu kesatuan dengan struktur baloknya (monolit). Sedangkan dak lantai menggunakan sistem panel pemasangannya setelah struktur balok jadi terlebih dahulu. Balok menjadi penopang dari struktur lantai panel.  

Kembali kepada masalah dak lantai panel, sekarang ini telah berkembang metode dan bahan yang digunakan untuk membuat lantai panel ini. Berikut ini bahan yang digunakan dalam membuat lantai panel.

1. Lantai panel beton pra cetak

Bahan ini menggunakan beton biasa yakni campuran besi, agregrat dan porland cement (PC) yang dicetak terpisah. Karena bebannya yang berat maka untuk pemasangannya memerlukan bantuan alat berat.

Lantai panel beton pra cetak

ukuran panel bisa dibuat berdasarkan bentang antar balok yang akan menjadi tumpuannya.


2. Lantai panel beton keramik

Lantai panel beton keramik

Disebut beton keramik karena materi dari panel ini dari keramik. Bentuknya mirip dengan bata merah namun tengahnya berongga. Rongga ini untuk mengurangi dari berat panel ini. Pada kedua tepi terdapat alur untuk penempatan besi beton sebagai pengikat panel.

Lantai panel beton keramik

Lantai panel beton keramik

Kelebihan dari panel ini adalah dapat disesuaikan panjangnya berdasarkan bentang dilapangan. Untuk penggunaannya masih kurang familiar dikalangan praktisi proyek.

3. Lantai panel beton ringan

Selain memproduksi bata ringan, produsen bata ringan telah mengembangkan teknologi panel lantai beton ringan. Bobot panel ini diklaim lebih ringan dari beton pra cetak. Karena material yang digunakan sama dengan bata ringan atau aerasi.

Lantai panel beton ringan

Ukuran panel mulai dari 600 x 1200 mm. Untuk landasan dari panel ini memerlukan rangka yang disesuaikan dengan panjang maksimal panel. Rangka yang biasa digunakan adalah besi baja.

4. Lantai panel kalsifloor/fibersemen

Terbuat dari campuran serat fiber dan semen. Diproduksi oleh produsen pembuat papan fibersemen, bahan yang digunakan memiliki komposisi yang sama pula. Dengan ketebalan 20 mm dan ukuran 600 x 1200 mm mampu menahan beban terpusat 800 kg.

Lantai panel fibersemen

Panel fibersemen ini cocok untuk digunakan untuk tempat yang tidak memilik beban terpusat yang besar atau tempat yang memiliki beban hidup yang ringan. Mudah pemasangannya karena panel ini tinggal diskrup pada rangka landasannya. Rangka yang disarankan menggunakan struktur baja karena lebih kuat untuk menopang beban panel ini.

Menimbang biaya dan kemudahan dalam pelaksanaannya, anda dapat memilih sistem yang cocok bagi anda untuk membuat dak lantai 2 rumah anda.

Lanjutkan Membaca

Perbandingan Harga Terpasang Bata Ringan dan Bata Merah (Studi Kasus)


strategiproyek.com - Untuk memperoleh biaya yang sesuai budget dalam proyek, sering kita membandingkan harga terlebih dahulu antara penggunaan material satu dengan lainnya.

Menjadi menarik bagi kita apabila kita mengetahui anggaran biaya yang harus kita keluarkan tiap-tiap item pekerjaan. Sebagai contoh, penggunaan material bangunan untuk penutup dinding antara bata ringan dan bata merah.

Berapakah perbandingan harga terpasang bata ringan dengan bata merah? dan berapa pula biaya masing-masing dinding jadi setelah diplester dan diaci keduanya sehingga diperoleh harga dinding per m2 nya?
Baca juga: Bagaimana Cara Mudah Menghitung Harga Terpasang Bata Ringan?

Perbandingan Harga Terpasang Bata Ringan dan Bata Merah

Berikut ini saya uraikan analisa masing-masing bahan hingga diperoleh harga per m2 nya.

Perbandingan Harga Terpasang Bata Ringan dan Bata Merah
Analisa Perhitungan Pasang Bata Ringan





Perbandingan Harga Terpasang Bata Ringan dan Bata Merah
Analisa Perhitungan Plesteran dan Acian

Saya ambil salah satu dari tabel analisa, jika anda menggunakan bata ringan dengan ketebalan 10 cm maka harga dinding terpasang termasuk plester dan acian dua sisi diperoleh Rp. 290.040,- per m2.

Sedangkan jika menggunakan bata merah maka diperoleh harga dinding terpasang diperoleh Rp. 260.660,- per m2.

Perbandingan Harga Terpasang Bata Ringan dan Bata Merah
Analisa Perhitungan Pasang Bata Merah

Sehingga dapat diambil kesimpulan harga terpasang dinding menggunakan bahan bata ringan lebih mahal daripada dinding yang menggunakan material bata merah. Persentasenya, membuat dinding dengan material bata ringan kurang lebih 11% lebih mahal daripada menggunakan bata merah.

Akan tetapi dalam suatu proyek perbandingan harga tidak mutlak menjadi penentu dipilihnya material yang akan digunakan. Faktor lain seperti kecepatan pelaksanaan, ketersediaan material, mutu yang ingin dicapai merupakan hal yang menjadi pertimbangan juga dalam pemakaian material bangunan.
Baca juga: Bata Ringan Aerasi - Teknologi Bahan Bangunan
Nah, setelah anda mengetahui studi analisa perbandingan harga ini, anda dapat mempertimbangkan pemilihan material terbaik yang akan anda gunakan dalam proyek impian anda.

Lanjutkan Membaca

Bagaimana Cara Mudah Menghitung Harga Terpasang Bata Ringan? (UPDATE)

Bagaimana Cara Mudah Menghitung Harga Terpasang Bata Ringan
sumber foto via www.bataringanunicon.com

Jika anda ingin membangun sebuah rumah dan menggunakan bata ringan aerasi maka tentunya anda perlu mengetahui berapa harga terpasang bata ringan. Apakah lebih murah dibandingkan dengan harga terpasang bata merah.

Langkah awalnya adalah anda harus tentukan terlebih dahulu ukuran bata ringan yang akan dipakai. Seperti anda ketahui, bata ringan yang dijual di pasaran memiliki ukuran yang seragam dengan panjang 60 cm dan lebar 20 cm. Untuk ketebalan bata ringan mulai dari 7,5 cm; 10 cm; 12,5 cm; 17,5 cm dan 20 cm.

Uniknya, bata ringan ini dijual dalam hitungan m3. Jadi ukuran dengan ketebalan berapapun tetap dikonversi menjadi satuan m3. Untuk harga saat ini berkisar Rp. 950.000 per m3.

Cara Mudah Menghitung Harga Terpasang Bata Ringan

Apabila dijabarkan volume yang didapat tiap m3 bata ringan sebagai berikut :
  1. 1 m3 bata ringan tebal 75 mm dapat diperoleh luasan dinding 13,3 m2
  2. 1 m3 bata ringan tebal 100 mm dapat diperoleh luasan dinding 10 m2
  3. 1 m3 bata ringan tebal 125 mm dapat diperoleh luasan dinding 8 m2
  4. 1 m3 bata ringan tebal 150 mm dapat diperoleh luasan dinding 6,67 m2

Luasan dinding yang diperoleh dalam pelaksanaannya juga dipengaruhi dari skill tukang. Tukang yang berpengalaman dalam pemasangan bata ringan bisa menghindarkan waste material.

Tiap 12 m2 perlu dipasang kolom praktis maupun balok untuk mengikat susunan bata ringan. Akhir ujung pasangan yang terkait dengan beton pengikat alangkah baiknya ditambah stek besi cor tiap jarak 60 cm atau tiap 3 susun bata ringan.

Sekarang kita ambil contoh dengan menggunakan bata ringan ketebalan 10 cm berapa harga terpasangnya?

1 m2 bata ringan terpasang memerlukan :

Bahan :

1 m3 = 84 pcs = Rp. 950.000
1 pcs = Rp. 11.310

8,75 pcs bata ringan
= 8,75 x 11.310
= 98.958

3,512 kg thinbed/perekat
= 3,512 x 2.875
= 10.097

Borongan tenaga pasang = 30.000/m2 (harga pada saat tulisan ini diturunkan)

Jadi harga terpasang bata ringan adalah Rp. 98.958+ Rp. 10.097+ Rp. 30.000 = Rp. 139.055,-

Tapi yang perlu diingat itu baru perhitungan pasang bata ringan saja belum termasuk pembuatan kolom praktis, plester dan acian.

Untuk komponen dinding yang lain perlu dihitung lagi agar bisa diperoleh keseluruhan harga pembuatan dinding per m2.

Lanjutkan Membaca

Bata Ringan Aerasi - Teknologi Bahan Bangunan

Bata Ringan Aerasi - Teknologi Bahan Bangunan
sumber foto via www.htp-falcon.com

Semakin berkembangnya industri bahan bangunan menciptakan teknologi baru untuk memberikan solusi terhadap kecepatan dan kebutuhan proyek bangunan.

Salah satu elemen dalam bangunan yang penting adalah penutup dinding. Bahan yang digunakan biasanya menggunakan batako, bata merah, ataupun partisi fibersemen.

Saat ini telah banyak digunakan di proyek-proyek besar misalnya hotel dan mall, bata ringan atau bata aerasi menjadi idola baru dalam proyek.

Lanjutkan Membaca

Rahasia Kontraktor Sukses di proyeknya : Tidak Ingin Ada Pekerjaan Tambahan (Site Instruction)

Pekerjaan tambah di sini adalah pekerjaan akibat perubahan desain (bisa berupa perubahan material maupun bentuk) atau perubahan karena selera pemilik proyek.

kiat kontraktor sukses diproyeknya

Pasti bingung kan mengapa kontraktor tidak ingin pekerjaan tambahan di kontrak proyeknya?

Padahal dengan diberi pekerjaan lagi keuntungan menjadi lebih banyak.

Tidak bisa seperti itu.

Dalam menghitung keuntungan dalam satu proyek, kontraktor memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan.

PERTAMA, budget untuk overhead.

Hal yang menakutkan untuk kontraktor apabila overhead menggerus keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang telah diprediksi sebelumya menjadi berkurang.

Overhead merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menunjang suatu pekerjaan. Biaya yang dikeluarkan bisa berupa biaya tenaga kerja, transportasi, keamanan dan biaya lain diluar bahan material.

KEDUA, waktu pelaksanaan. 

Dalam satu proyek bangunan, kontraktor terikat dengan time schedule (waktu pelaksanaan) yang telah disepakati kedua belah pihak.

Apabila dalam fungsi dan tugas kontraktor tidak bisa menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bisa dikenakan sanksi sesuai yang tertuang dalam kontrak proyek.

Kontraktor telah memperhitungkan dengan seksama semua biaya yang akan dikeluarkan selama proyek berlangsung. Apabila ditengah atau menjelang akhir proyek tiba-tiba ada instruksi pekerjaan tambah, otomatis akan mempengaruhi perilaku biaya yang akan dikeluarkan lagi untuk pekerjaan tersebut.

Prinsip dari kontraktor adalah secepatnya menyelesaikan proyek dengan catatan tagihan lancar, kemudian mencari atau menyelesaikan proyek yang lain.

KETIGA, berbelitnya mengurus tagihan pekerjaan tambah. 

Menghindari birokrasi yang rumit sudah menancap di otak manusia. Terkadang untuk mengurus tagihan pekerjaan tambah dalam proyek, kita dihadapkan untuk membuat pernyataan bahwa pekerjaan tambah tersebut telah disetujui oleh stake holder proyek (owner dan konsultan pengawas yang ditunjuk).

Sebelum mengajukan form pernyataan tersebut, item pekerjaan harus diklarifikasi oleh konsultan quantity surveyor (QS) yang ditunjuk owner.

Setelah proses disetujui stake holder,baru item pekerjaan tersebut dapat di progres untuk bisa mengajukan tagihan.

Sangat melelahkan sekali saudara-saudara. Itu yang biasa terjadi diproyek skala besar.

Saya kira proyek kecil demikian juga, kontraktor dengan kontrak proyek lumpsum menghindari pekerjaan tambah (Site Instruction).

Jika pekerjaan bisa cepat selesai dan estimasi keuntungan sudah ditangan mengapa mencari penyakit? Demikian sebagian dari rahasia dan kiat kontraktor sukses dalam proyeknya.

Lanjutkan Membaca