Fungsi Penting Tim Manajemen Konstruksi pada Proyek Bangunan (Keuntungan Memakainya)

Fungsi Penting Tim Manajemen Konstruksi pada Proyek Bangunan

strategiproyek.com - Dalam suatu proyek bangunan tentu akan banyak melibatkan berbagai pihak pada pelaksanaanya.

Mulai dari kontraktor sipil & arsitektur, kontraktor mechanical & electrical (M/E), kontraktor plumbing, kontraktor air conditioner (AC), kontraktor waste & water treatment serta kontraktor pondasi.
Lihat juga :
Cara Menentukan Jenis Pondasi yang Akan Digunakan pada Bangunan
Demikian juga konsultan, mulai dari konsultan arsitektur, konsultan struktur, konsultan MEP, dan konsultan interior.

Untuk memastikan bahwa semua konsultan dan kontraktor yang terlibat pada proyek bangunan dapat bekerja sebagai tim yang baik, sehingga tujuan proyek bangunan tersebut dapat tercapai maka perlu dibentuk organisasi pada proyek bangunan.
Organisasi dalam proyek tersebut selanjutnya disebut manajemen proyek.

Jenis Sistem Manajemen dalam Proyek Bangunan

Ada beberapa jenis sistem manajemen proyek yang digunakan dalam mengelola pelaksanaan suatu proyek bangunan.

Tipe tradisional/konventional, tipe  turnkey, tipe  swakelola  dan tipe manajemen konstruksi.

Mari kita lihat pendekatan definisi masing-masing :

1. Tipe Tradisional/Konvensional

Merupakan manajemen proyek tingkat sederhana. Proyek dikelola langsung oleh pemilik dengan menunjuk seorang pelaksana untuk melaksanakan proyeknya.

Biaya dan semua kebutuhan dalam proyek dikendalikan langsung oleh pemilik proyek.

Untuk proyek skala kecil masih bisa Anda gunakan. Misalnya : pembangunan rumah tinggal.

2. Tipe Turnkey

Sebuah kontrak proyek turnkey adalah dimana kontraktor bertanggung jawab mulai desain (perencanaan) dan konstruksi (pembangunan).

Konsep dasarnya adalah bahwa dalam kontrak turnkey, kontraktor harus menyediakan pekerjaan yang siap untuk digunakan pada harga yang disepakati dan sesuai tanggal yang ditetapkan bersama dengan pengguna bangunan.

Jadi, pengguna bangunan tinggal membayar harga bangunan ke pihak kontraktor tanpa terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek.

3. Tipe Swakelola

Dalam terminologinya, swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri.

Untuk proyek besar, pemilik atau pengguna anggaran dapat membentuk tim manajemen proyek untuk melaksanakan pembangunan.

Tim ini yang akan mengelola dan mengkordinasi semua pekerja proyek pembangunan. Atau menunjuk sub kontraktor untuk mengerjakan masing-masing jenis pekerjaannya.

4. Tipe Manajemen Kontruksi

Pemilik proyek melibatkan tim profesional untuk memberikan nasihat/petunjuk dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.

Tim yang profesional dalam aspek manajerial dan teknologi konstruksi bangunan ini selanjutnya dituntut oleh pemilik bangunan agar dapat mencapai tujuan proyek.

Pada tulisan ini saya hanya akan membahas untuk tipe manajemen konstruksi pada pelaksanaan suatu proyek bangunan yang selanjutanya saya sebut MK.

Untuk tim Manajemen Konstruksi sendiri terdapat beberapa macam bentuknya.
  • Konsultan Profesional : Konsultan berbadan usaha yang khusus bergerak pada manajemen konstruksi.
  • Full Owner Team : Pemilik proyek merekrut professional pada bidang sipil, arsitek dan MEP mulai level engineer sampai dengan manajer, kemudian membentuk tim MK.
  • Tim Gabungan : Pemilik proyek hanya merekrut profesional yang ahli pada bidang MK pada level Manajer, sedangkan level engineernya diambilkan dari tim konsultan sesuai bidangnya dan bekerja di site office dengan kontrak tertentu.
Fungsi Penting Tim Manajemen Konstruksi pada Proyek Bangunan
Lihat juga :
Fungsi dan Tugas Kontraktor Pelaksana Proyek

Kelebihan & Kekurangan Bentuk Manajemen Konstruksi

Dibawah ini akan dijabarkan mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing bentuk manajemen konstruksi.

Menggunakan Konsultan Manajemen Konstruksi.

Kelebihan :
  • Praktis, pemilik proyek cukup mempelajari company profile konsultan MK dan diundang untuk presentasi memaparkan prosedur kerjanya, personal-personalnya dan harga yang ditawarkan. Dari sini jika dilihat kapabilitas maka dapat dipilih.
  • Pembayaran untuk tim MK ini adalah tetap selama masa proyek  dan pengeluaran ini dapat dijadikan komponen biaya.
  • Selain itu perusahaan/pemilik proyek tidak ada kewajiban lain terhadap personil tim MK ini.
  • Personil dapat dilakukan pengantian jika dilihat kurang cakap dalam menjalankan tugasnya.
  • Karena banyak konsultan MK, maka dapat memilih yang paling baik.
Kekurangan :
  • Jika pemilik proyek menyerahkan sepenuhnya kontrol proyek dilapangan pada konsultan MK, rawan terjadi penyimpangan.
  • Jika konsultan MK pada saat awal kurang bisa menempatkan diri dalam proyek, maka akan menjadi kurang wibawa dihadapan para kontraktor.
  • Terkadang ada konsultan MK yang susah untuk dikendalikan.
  • Perlu mencari konsultan lagi yaitu Manajemen Properti untuk operasional gedung/bangunan.

Manajemen Konstruksi Full Owner Team.

Kelebihan :
  • Pengendalian team lebih mudah karena merupakan karyawan dari pemilik proyek.
  • Penyimpangan dalam kontrol proyek lebih dapat diminimalkan, karena mempunyai visi yang sama.
  • Lebih punya wibawa terhadap kontraktor-kontrator yang terlibat dalam proyek.
  • Team ini dapat dialihkan menjadi pengelola bangunan pada saat gedung beroperasi (Property Management).
Kekurangan :
  • Jika pada saat awal belum mempunyai karyawan yang mempunyai kualifikasi yang dibutuhkan dalam tim MK maka perlu melakukan proses perekrutan dan pelatihan yang biasanya memakan waktu agak lama.
  • Beban biaya untuk tim ini tidak dapat tetap setiap bulannya, tergantung komponen dalam gaji dan kompensasi lainnya, pencatatan dalam akutansi sedikit lebih rumit.
  • Jika pemilik proyek, mempunyai berbagai jenis proyek maka diperlukan tim sesuai dengan kebutuhan proyek (perlu banyak tim).

Manajemen Konstruksi Tim Gabungan.

Kelebihan :
  • Hanya perlu tenaga pada level atas (Manajer Proyek), sehingga lebih mudah dalam hal perekrutan.
Lihat juga :
Manager Proyek - Bagaimana Tugas dan Fungsinya di Proyek Bangunan

  • Anggota tim dapat dipilih dari karyawan konsultan yang dianggap baik dan kompeten.
  • Punya kewibawaan dan visi yang hampir sama dengan Full Team Owner, sehingga penyimpangan dalam kontrol proyek juga dapat diminimalkan.
  • Anggota tim lebih paham terhadap perencanaan yang ada, karena berasal dari konsultan yang mengerjakan perencanaan tersebut.
  • Tidak terlalu benyak mengeluarkan biaya untuk beban karyawan. Anggota team dari konsultan dapat dibicarakan diawal sehingga dapat dimasukkan dalam kontrak kerjasama.
Kekurangan :
  • Project Manager perlu komunikasi dan leadership yang lebih baik,karena mengatur tim dari beberapa konsultan yang berbeda.
  • Biaya konsultan akan sedikit lebih mahal, karena harus menempatkan tenaganya di site office.
  • Masih perlu mencari konsultan lagi yaitu Manajemen Properti untuk operasional gedung/bangunan.
Lihat juga :
Fungsi dan Tugas Konsultan Pengawas Proyek

Dari berbagai macam bentukan tim MK tadi, maka peranan utama dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Sebagai wakil pemilik proyek dalam pengelolaan, pengendalian dan pengawasan proyek sehingga tujuan proyek dapat tercapai.
  2. Melakukan kontrol terhadap kualitas pekerjaan kontraktor, sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, fungsi sebagai pengendalian mutu.
  3. Melakukan pengendalian waktu pelaksanaan dan mengambil langkah -langkah yang diperlukan jika terjadi keterlambatan pekerjaan, fungsi sebagai pengendalian waktu.
  4. Melakukan evaluasi terhadap perencanaan yang ada untuk mendapatkan produk proyek konstruksi yang optimal yang memperhatikan efek atau antisipasi pada saat bangunan dioperasionalkan.
  5. Melakukan kontrol tehadap pelaksanaan di lapangan sehingga tidak terjadi banyak "Variation Order" ( pekerjaan tambah/kurang) yang diakibatkan oleh perbedaan persepsi antar kontraktor, sebagai fungsi pengendalian biaya.
  6. Melakukan review terhadap pekerjaan tambah/kurang yang diakibatkan penyesuaian disain terhadap lapangan, sehingga volume dan biaya sesuai dengan estimasi dari konsultan Quantity Surveyor, dengan spesifikasi yang sama.
  7. Memastikan bahwa semua sistem dalam bangunan dapat berfungsi dengan baik dengan meminta testing & commissioning yang benar kepada kontraktor terkait. Sehingga pada saat operasional bsngunan tidak terjadi masalah.
  8. Memberikan masukan-masukan yang perlu, guna meningkatkan fungsi bangunan dilihat dari sisi penguna bangunan nantinya.
  9. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan bahwa segala jenis perijinan yang diperlukan telah selesai atau tidak ada kendala dalam prosesnya.
  10. Jika MK ini jenis Full Team Owner, maka dapat mempersiapkan organisasi pengelola dan estimasi biaya-biaya yang terkait seperti pada komponen cleaning service, security, dan parking.
Jika dilihat dari beberapa peranan tersebut maka dapat disimpulkan, fungsi MK dalam proyek bangunan yaitu :
  • pengarahan (directing)
  • pengawasan (supervision)
  • pengendalian (controlling)
  • koordinasi (coordinating) 
Demikian tulisan mengenai manajemen konstruksi.
Semoga tulisan ini dapat membantu Anda lebih jelas mengenai fungsi, peran dan tanggung jawab Manajemen Konstruksi dalam pelaksanaan proyek bangunan.

Terimakasih.



Disarikan dari berbagai sumber dan pengalaman penulis.

Terimakasih telah membaca dan Share Fungsi Penting Tim Manajemen Konstruksi pada Proyek Bangunan (Keuntungan Memakainya)

Silahkan Share :

Artikel Bermanfaat Lainnya :